My Own Story during PK
SERIBU LANGKAH SATU TUJUAN
Sebagai salah seorang
penerima Beasiswa Pendidikan Indonesia Lembaga Pengelola Dana Pendidikan, saya
wajib untuk melaksanakan kegiatan PK. Saya terdaftar sebagai peserta PK
angkatan ke-22 yang dilaksanakan tanggal 16 November – 22 November 2014. Rangkaian
kegiatan PK terdiri dari kegiatan pra-PK, PK, dan kegiatan setelah PK.
M. Kamiluddin – PIC PK
menjelasakan bahwa Persiapan Keberangkatan atau disingkat (PK) merupakan
program pembekalan yang diselenggarakan oleh LPDP bagi Calon Penerima Beasiswa
Pendidikan Indonesia yang dilaksanakan selama 7 (tujuh) hari. Tujuan Persiapan
keberangkatan memberikan penguatan terhadap pola pikir dan penanaman
nilai-nilai (values) bagi peserta
agar dapat menjunjung tinggi idealisme, integritas, kemandirian dan memiliki
pengaruh signifikan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan
memiliki komitmen untuk berusaha menjadi pemimpin masa depan bagi Indonesia
yang mandiri dan bermartabat.
Banyak
pengalaman berharga yang saya dapatkan selama mengikuti kegiatan PK, mulai dari
berkenalan dengan banyak teman yang berasal dari latar belakang suku, agama,
ras dan golongan yang berbeda, Sharing
informasi, serta pengalaman dari beberapa pemateri yang di datangkan oleh
panitia yang begitu menginspirasi dan juga mengingatkan kembali apa yang
menjadi tujuan kami dikumpulkan selama tujuh hari di sini.
Masa persiapan keberangakatan PK, Sepulangnya dari belanja kebutuhan bayi kami yang akan lahir pada
desember tahun ini, saya membuka email dan terkejut karena saya mendapatkan
undangan untuk mengikuti kegiatan PK yang akan dilaksanakan di daerah Depok
tepatnya di Wisma Hijau Cimanggis Depok. Selain itu saya juga tergabung di group milis PK 22. Pada saat melihat
kegiatan di milis saya lebih tekejut lagi karena di sana telah di upload 11 tugas individu, 3 tugas
kelompok dan 12 tugas angkatan yang harus dikerjakan dengan deadline yang
begitu sempit.
Masa persiapan ini menjadi masa yang sangat sulit untuk dilewati, karena
disaat yang bersamaan saya juga sedang mempersipkan diri untuk mengikuti Ujian
Tengah Semester. Selama masa persiapan pula saya mulai berkenalan dengan
beberapa peserta yang tergabung dalam PK angkatan 22 ini, saya yang tergabung
di group Ahmad Dahlan dengan 16 anggota lainnya seperti Adaninggar Septi Subekti (Ada), Andi Zuhra Wardiyah (Zuhra), Arini Rusydah
(Arini), Aurio Erdi (Aur), Cici Ramayani (Cici), Efrina Chandra Agusti Putri
(Efrin), Hanna Izma Azizah (Hanna), Krisna Adi Pawitan (Krisna), Leonardus
Satrio Wicaksono (Leo), M Indra al Irsyad (Indra), Putu Monica Christy (Monic),
Rabiah al adawiyah (Biah), Riana Mardila (Riri), dan Wisnu Wiradhany (Atse).
Hari pertama kegiatan PK, senin 16 November 2014.
Saat pertama kali memasuki area Wisma Hijau hati saya sedikit tercuil melihat
spanduk yang dibentangkan panitia PK LPDP di depan wisma, bertuliskan “selamat
datang putra putri terbaik bangsa” sangat menggugah hati kecil saya untuk
membacanya yang menandakan begitu besar harapan bangsa ditangan pemuda pemudi. Kegitan
PK yang kami ikuti selama 7 hari ini telah di susun oleh panitia dalam bentuk
kurikulum yang begitu rapi, setiap angkatan memiliki susunan kurikulum yang
berbeda tetapi tetap pada tujuan yang ingin di capai oleh LPDP yang tertuang
dalam 5 (lima) nilai yakni Integritas,
Profesional, Sinergi, Pelayanan dan Kesempurnaan.
Masa PK merupakan masa
dimana saya begitu merasakan kurangnya waktu untuk beristirahat, kita memulai
aktivitas dari pukul 5 pagi untuk berolah raga baru akan berakhir pada pukul 10
malam. Namun itu bukan akhir dari kegiatan, karena setelahnya kita juga masih harus
menyiapkan agenda-agenda untuk hari berikutnya sehingga jadilah kita hanya
mempunyai waktu 1 atau 2 jam untuk beristirahat. Eeiittt... tetapi jangan
salah, disinilah kita diajarkan bagaimana bekerja keras yang menunujkkan ke
profesionalan serta bersinergi dalam mempersipakan masa depan.
Di dalam
kurikulum PK yang saya dapatkan dari panitia, ada sesi indoor dan outdoor. Sesi indoor berupa materi yang disampaikan
oleh banyak orang hebat di negeri ini, saya mendapatkan pelajaran mengenai entrepreneurship, iptek, nasionalisme,
ketuhanan, sehingga menambah wawaan saya tentang seperti apa seorang pemimpin,
bagaimana bersaing dengan orang-orang luar dan bagaimana berbagi dengan orang
lain dan mengimplementasikan ilmu yang saya dapatkan demi kemajuan bangsa ini.
Mereka diantaranya adalah Tantia Dian Permata Indah, Eko
Prasetyo, Misri Gozan, Zaenal Abidin, Warsito P. Taruno dan Dik Doank. Selain itu saya juga berkesempatan mendengar sharing tentang bagaimana kuliah diluar negeri yang disampaikan
langsung oleh Rangga
Almahera dan istrinya Hanum Rais. Terutama mbak hanum, terima kasih atas
surat inspirasionalnya untuk istri saya, mudah-mudahan itu dapat membangkitkan
semangatnya untuk bisa segera menyelesaikan bukunya.
Selain sesi indoor juga ada sesi outdoor,
saya dan teman-teman diajarkan bagaimana berbagi dengan sesama, ikut andil
dalam mensejahteran anak bangsa salah satunya dengan mendatangi sekolah-sekolah
yang ada di depok untuk membagi tentang informasi universitas, beasiswa, dan
kehipan di kampus sabagai mahasiswa. Bukan hanya membagi informasi saya juga
memberikan mereka semangat baru bahwasanya masa depan bangsa itu ada ditangan
pemuda.
Outbond, rasa penat menahan kantuk juga ada jenuh
karena hari-hari saya selama PK hanya dilewati disebuah ruangan yang saya sebut
sebagai ruang ISOLASI dan INSPIRASI. Rasanya tidak begitu jelek
istilah yang saya berikan, karena memang saya menjalankan aktivitas yang
dimulai pukul 5 pagi sampai akhir sesi pukul 10 malam adalah diruangan ini,
ditambah lagi kegiatan angkatan angkatan yang kadang baru berakhir pukul 3 dini
hari. Tapi itu semua ternyata telah diantisipasi oleh panitia, kita yang mulai
jenuh bercampur sedikit bosan diajak kesebuah tempat di Cikoleng – Lembang. Kita
diajak untuk melaksanakan outbond. Dan
benar kita diajak bersenang-senang, belajar dialam merupakan satu hal yang
menarik karena disini saya mendapatkan pelajaran bagaimana arti persahabatan,
kerjasama, serta mengenal arti hidup lebih jauh tentang siapa kita, dari mana
kita, untuk siapa kita dan akan kemana kita? Sebuah pertanyaan yang hanya akan
mampu di jawab oleh pribadi kita masin-masing. Tapi selain itu juga ada rasa
senang bercampur bahagia yang mampu menghilangkan penat bercampur jenuh selama
beberapa hari ini.
Dipertemukan untuk dipisahkan, itulah tujuan sebenarnya dari LPDP. Kita yang
telah menjalin persahabatan, mengenal karakter masing-masing, bekerja sama
membantuk sebuah ikatan demi terciptanya sebuah jaringan yang kuat harus
dipidahkan karena waktu pelaksanaan PK telah berakhir. Tapi pelajaran yang saya
ambil disini bukanlah tentang perpisahannya, tetapi adalah tentang bagaiamana
menjaga agar persahabatan, rasa dan jaringan yang telah terbentuk tersebut bisa
terjaga selamanya sehingga nilai SINERGI
yang diharapkan itu nantinya bisa diwujudkan demi kemajuan bangsa ini nantinya.
Kita yang datang dengan latarbelakang berbeda sehingga tetap bisa berjalan
bersama membangun bangsa. SERIBU LANGKAH
SATU TUJUAN.
Air mata tertumpah juga disaat harus dihadapkan kepada sang merah putih,
rasa yang mengguncah mengisak-isak di dada, sesak ingin keluar membuncah jiwa
agar bisa mersuara meneriakkan sebuah kata indonesia MERDEKA. Itulah yang saya rasakan di malam terakhir kami harus
bersama. Malam yang akan selalu menjadi ingatan. Kami yang pada malam itu
berkumpul disana sebagai pemuda pemudi terbaik harapan bangsa akhirnya berjanji
dalam satu suara :
Ikrar Penerima Beasiswa Pendidikan Beasiswa
LPDP Angkatan 22
Kami putra-putri Indonesia berjanji:
1. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Sesa
2. Menjunjung tinggi dan mengamalkan Pancasila
dan UUD 1945
3. Siap berbakti dan mengabdi kepada nusa dan
bangsa
4.
Menjadi
pemimpin masa depan Indonesia yang berintegritas dan professional
5.
Bersinergi
dalam memberikan pelayanan demi kemajuan Indonesia
Itulah
janji kami pemuda pemudi yang memiliki Sedya, Sena, Sura. Janji yang harus kami
tepati, janji sebagai generasi penerus perjuangan bangsa. Dan dimana pun kami
berada rasa Indonesia akan selalu ada di hati kami.
Kesempurnaan LPDP, Panitia yang mayoritas adalah pemuda pemudi telah
menunjukkan kepada kami bahwa memang majunya sebuah bangsa ada ditangan pemuda
pemuda. Sepulang saya dari sini ada sebuah nilai yang selalu terpatri di hati
bahwa saya sebagai pemuda harus selalu berjuang untuk kepentingan bangsa.
Seperti tema PK kami Cendikiawan Muda Indonesia, Berkarya Kini Kejayaan
menanti. Namun tak ada gading yang tak retak, slogan zero mistake dari panitia merupakan simbol bagaimana mereka selalu
berusaha memperbaiki setiap kesalahan dari waktu kewaktu demi tercapainya nilai
yang terakhir yakni Kesempurnaan.
Semoga kedepannya semua menjadi lebih baik lagi dan kita semua dapat mencapai
tujuan kita bersama-sama. Karena bersatu kita teguh, bercerai maka kita akan
runtuh.
0 komentar:
Posting Komentar