Follow us on Facebook

PK-22 LPDP

My Own Story during PK
SERIBU LANGKAH SATU TUJUAN

Sebagai salah seorang penerima Beasiswa Pendidikan Indonesia Lembaga Pengelola Dana Pendidikan, saya wajib untuk melaksanakan kegiatan PK. Saya terdaftar sebagai peserta PK angkatan ke-22 yang dilaksanakan tanggal 16 November – 22 November 2014. Rangkaian kegiatan PK terdiri dari kegiatan pra-PK, PK, dan kegiatan setelah PK.

M. Kamiluddin – PIC PK menjelasakan bahwa Persiapan Keberangkatan atau disingkat (PK) merupakan program pembekalan yang diselenggarakan oleh LPDP bagi Calon Penerima Beasiswa Pendidikan Indonesia yang dilaksanakan selama 7 (tujuh) hari. Tujuan Persiapan keberangkatan memberikan penguatan terhadap pola pikir dan penanaman nilai-nilai (values) bagi peserta agar dapat menjunjung tinggi idealisme, integritas, kemandirian dan memiliki pengaruh signifikan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan memiliki komitmen untuk berusaha menjadi pemimpin masa depan bagi Indonesia yang mandiri dan bermartabat.

Banyak pengalaman berharga yang saya dapatkan selama mengikuti kegiatan PK, mulai dari berkenalan dengan banyak teman yang berasal dari latar belakang suku, agama, ras dan golongan yang berbeda, Sharing informasi, serta pengalaman dari beberapa pemateri yang di datangkan oleh panitia yang begitu menginspirasi dan juga mengingatkan kembali apa yang menjadi tujuan kami dikumpulkan selama tujuh hari di sini.

Masa persiapan keberangakatan PK, Sepulangnya dari belanja kebutuhan bayi kami yang akan lahir pada desember tahun ini, saya membuka email dan terkejut karena saya mendapatkan undangan untuk mengikuti kegiatan PK yang akan dilaksanakan di daerah Depok tepatnya di Wisma Hijau Cimanggis Depok. Selain itu saya juga tergabung di group milis PK 22. Pada saat melihat kegiatan di milis saya lebih tekejut lagi karena di sana telah di upload 11 tugas individu, 3 tugas kelompok dan 12 tugas angkatan yang harus dikerjakan dengan deadline yang begitu sempit.

Masa persiapan ini menjadi masa yang sangat sulit untuk dilewati, karena disaat yang bersamaan saya juga sedang mempersipkan diri untuk mengikuti Ujian Tengah Semester. Selama masa persiapan pula saya mulai berkenalan dengan beberapa peserta yang tergabung dalam PK angkatan 22 ini, saya yang tergabung di group Ahmad Dahlan dengan 16 anggota lainnya seperti Adaninggar Septi Subekti (Ada), Andi Zuhra Wardiyah (Zuhra), Arini Rusydah (Arini), Aurio Erdi (Aur), Cici Ramayani (Cici), Efrina Chandra Agusti Putri (Efrin), Hanna Izma Azizah (Hanna), Krisna Adi Pawitan (Krisna), Leonardus Satrio Wicaksono (Leo), M Indra al Irsyad (Indra), Putu Monica Christy (Monic), Rabiah al adawiyah (Biah), Riana Mardila (Riri), dan Wisnu Wiradhany (Atse).

Hari pertama kegiatan PK, senin 16 November 2014. Saat pertama kali memasuki area Wisma Hijau hati saya sedikit tercuil melihat spanduk yang dibentangkan panitia PK LPDP di depan wisma, bertuliskan “selamat datang putra putri terbaik bangsa” sangat menggugah hati kecil saya untuk membacanya yang menandakan begitu besar harapan bangsa ditangan pemuda pemudi. Kegitan PK yang kami ikuti selama 7 hari ini telah di susun oleh panitia dalam bentuk kurikulum yang begitu rapi, setiap angkatan memiliki susunan kurikulum yang berbeda tetapi tetap pada tujuan yang ingin di capai oleh LPDP yang tertuang dalam 5 (lima) nilai yakni Integritas, Profesional, Sinergi, Pelayanan dan Kesempurnaan.

Masa PK merupakan masa dimana saya begitu merasakan kurangnya waktu untuk beristirahat, kita memulai aktivitas dari pukul 5 pagi untuk berolah raga baru akan berakhir pada pukul 10 malam. Namun itu bukan akhir dari kegiatan, karena setelahnya kita juga masih harus menyiapkan agenda-agenda untuk hari berikutnya sehingga jadilah kita hanya mempunyai waktu 1 atau 2 jam untuk beristirahat. Eeiittt... tetapi jangan salah, disinilah kita diajarkan bagaimana bekerja keras yang menunujkkan ke profesionalan serta bersinergi dalam mempersipakan masa depan.

Di dalam kurikulum PK yang saya dapatkan dari panitia, ada sesi indoor dan outdoor. Sesi indoor berupa materi yang disampaikan oleh banyak orang hebat di negeri ini, saya mendapatkan pelajaran mengenai entrepreneurship, iptek, nasionalisme, ketuhanan, sehingga menambah wawaan saya tentang seperti apa seorang pemimpin, bagaimana bersaing dengan orang-orang luar dan bagaimana berbagi dengan orang lain dan mengimplementasikan ilmu yang saya dapatkan demi kemajuan bangsa ini. Mereka diantaranya adalah Tantia Dian Permata Indah, Eko Prasetyo, Misri Gozan, Zaenal Abidin, Warsito P. Taruno dan Dik Doank. Selain itu saya juga berkesempatan mendengar sharing tentang bagaimana kuliah diluar negeri yang disampaikan langsung oleh Rangga Almahera dan istrinya Hanum Rais. Terutama mbak hanum, terima kasih atas surat inspirasionalnya untuk istri saya, mudah-mudahan itu dapat membangkitkan semangatnya untuk bisa segera menyelesaikan bukunya.

Selain sesi indoor juga ada sesi outdoor, saya dan teman-teman diajarkan bagaimana berbagi dengan sesama, ikut andil dalam mensejahteran anak bangsa salah satunya dengan mendatangi sekolah-sekolah yang ada di depok untuk membagi tentang informasi universitas, beasiswa, dan kehipan di kampus sabagai mahasiswa. Bukan hanya membagi informasi saya juga memberikan mereka semangat baru bahwasanya masa depan bangsa itu ada ditangan pemuda.

Outbond, rasa penat menahan kantuk juga ada jenuh karena hari-hari saya selama PK hanya dilewati disebuah ruangan yang saya sebut sebagai ruang ISOLASI dan INSPIRASI. Rasanya tidak begitu jelek istilah yang saya berikan, karena memang saya menjalankan aktivitas yang dimulai pukul 5 pagi sampai akhir sesi pukul 10 malam adalah diruangan ini, ditambah lagi kegiatan angkatan angkatan yang kadang baru berakhir pukul 3 dini hari. Tapi itu semua ternyata telah diantisipasi oleh panitia, kita yang mulai jenuh bercampur sedikit bosan diajak kesebuah tempat di Cikoleng – Lembang. Kita diajak untuk melaksanakan outbond. Dan benar kita diajak bersenang-senang, belajar dialam merupakan satu hal yang menarik karena disini saya mendapatkan pelajaran bagaimana arti persahabatan, kerjasama, serta mengenal arti hidup lebih jauh tentang siapa kita, dari mana kita, untuk siapa kita dan akan kemana kita? Sebuah pertanyaan yang hanya akan mampu di jawab oleh pribadi kita masin-masing. Tapi selain itu juga ada rasa senang bercampur bahagia yang mampu menghilangkan penat bercampur jenuh selama beberapa hari ini.

Dipertemukan untuk dipisahkan, itulah tujuan sebenarnya dari LPDP. Kita yang telah menjalin persahabatan, mengenal karakter masing-masing, bekerja sama membantuk sebuah ikatan demi terciptanya sebuah jaringan yang kuat harus dipidahkan karena waktu pelaksanaan PK telah berakhir. Tapi pelajaran yang saya ambil disini bukanlah tentang perpisahannya, tetapi adalah tentang bagaiamana menjaga agar persahabatan, rasa dan jaringan yang telah terbentuk tersebut bisa terjaga selamanya sehingga nilai SINERGI yang diharapkan itu nantinya bisa diwujudkan demi kemajuan bangsa ini nantinya. Kita yang datang dengan latarbelakang berbeda sehingga tetap bisa berjalan bersama membangun bangsa. SERIBU LANGKAH SATU TUJUAN.

Air mata tertumpah juga disaat harus dihadapkan kepada sang merah putih, rasa yang mengguncah mengisak-isak di dada, sesak ingin keluar membuncah jiwa agar bisa mersuara meneriakkan sebuah kata indonesia MERDEKA. Itulah yang saya rasakan di malam terakhir kami harus bersama. Malam yang akan selalu menjadi ingatan. Kami yang pada malam itu berkumpul disana sebagai pemuda pemudi terbaik harapan bangsa akhirnya berjanji dalam satu suara :

Ikrar Penerima Beasiswa Pendidikan Beasiswa LPDP Angkatan 22
Kami putra-putri Indonesia berjanji:
1.      Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Sesa
2.      Menjunjung tinggi dan mengamalkan Pancasila dan UUD 1945
3.      Siap berbakti dan mengabdi kepada nusa dan bangsa
4.      Menjadi pemimpin masa depan Indonesia yang berintegritas dan professional
5.      Bersinergi dalam memberikan pelayanan demi kemajuan Indonesia

Itulah janji kami pemuda pemudi yang memiliki Sedya, Sena, Sura. Janji yang harus kami tepati, janji sebagai generasi penerus perjuangan bangsa. Dan dimana pun kami berada rasa Indonesia akan selalu ada di hati kami.
 
Kesempurnaan LPDP, Panitia yang mayoritas adalah pemuda pemudi telah menunjukkan kepada kami bahwa memang majunya sebuah bangsa ada ditangan pemuda pemuda. Sepulang saya dari sini ada sebuah nilai yang selalu terpatri di hati bahwa saya sebagai pemuda harus selalu berjuang untuk kepentingan bangsa. Seperti tema PK kami Cendikiawan Muda Indonesia, Berkarya Kini Kejayaan menanti. Namun tak ada gading yang tak retak, slogan zero mistake dari panitia merupakan simbol bagaimana mereka selalu berusaha memperbaiki setiap kesalahan dari waktu kewaktu demi tercapainya nilai yang terakhir yakni Kesempurnaan. Semoga kedepannya semua menjadi lebih baik lagi dan kita semua dapat mencapai tujuan kita bersama-sama. Karena bersatu kita teguh, bercerai maka kita akan runtuh.

0 komentar:

Posting Komentar